Saturday, June 9, 2007

Feist - The Reminder (2007)



Gue bener-bener kaget ketika My Moon My Man diputar di salah satu radio swasta Ibukota yang gue anggap punya playlist paling membosankan dalam sepanjang sejarah gue ngedenger radio. Salah satu trademarknya yang paling "berkesan" adalah memutar single Evanescence "Call Me When You're Sober" yang membosankan itu puluhan kali sehari. Gue pun bertanya-tanya siapa gerangan music director dari radio tersebut mengingat pilihan playlistnya selama ini mengecewakan.

Anyway...back to business.
Mungkin gue kurang memperhitungkan Feist kalo sebelumnya dia gak punya kontribusi yang cukup besar di Broken Social Scene --band indie Kanada yang brilian tapi masih kalah popularitas dibanding Arcade Fire-- atau menghasilkan Mushaboom yang fenomenal dua tahun lalu. Album ketiga Nona manis ini dibuka perlahan-lahan oleh So Sorry dengan ciri khas vokalnya yang meliuk-liuk indah dan mulus, membekas di kepala dengan lembut.
My Moon My Man dengan nada piano upbeat plus aransemen cemerlang bakal terasa lebih sempurna kalo udah liat video clip yang disutradarai Patrick Daughters dengan koreografi sederhana tapi luar biasa menawan. Coba cek disini, dan jangan lupa untuk mendownload video clip 1234 yang berwarna warni nan rupawan dengan koreografi yang tidak kalah menarik.

Feist sekarang cenderung memikirkan sisi komersial melihat pilihan single yang dilepas seperti 1234 dan My Moon My Man. Komersial dalam artian positif. Meracuni publik mainstream dengan Feist jauh lebih sehat daripada dicekoki album-album idol manapun.
Tapi itu hanya puncak gunung es, para penggemar setia nona Feist gue rasa bakal puas dengan penulisan lagu dan pemilihan instrumen yang variatif (ada harpa di dua track terakhir!!).
I Feel it All dan Past in Present sangat menghibur, mengingatkan gue akan masa kejayaan Nona Feist di Broken Social Scene. Sea Lion Woman yang kreatif tak terduga justru dibuka oleh backing vocal yang terdengar sumbang, sebuah penulisan lagu tingkat tinggi. Enak didengar dan tidak rumit.
Himne untuk alam dan cinta dipersembahkan di dua track balada minimalis The Park dan The Water, memperlihatkan kekuatan Feist dalam mengontrol vokalnya yang indah dan bertenaga.
Walaupun di Intuition Feist mengerahkan kemampuan vokalnya dengan agak berlebihan, tapi entah kenapa gue gak punya keinginan untuk menulis sebuah penilaian negatif.
Brandy Alexander yang muncul di bagian penghujung album punya kekuatan untuk menghipnotis Axl Rose jadi manis dan patuh sejinak anak ayam.
How My Heart Behaves dengan vokal tamu Eirik Glambek Bøe dari KoC menuntaskan salah satu album terbaik 2007 ini dengan perasaan haru dan bulu kuduk merinding tak terkendali.
Ahh...Nona Feist....maukah kau jadi pacarku...???


No comments: