Monday, January 28, 2008

Marché La Void - Cacophonia EP



Ulasan band lokal kedua blog ini, Marché La Void dengan Cacophonia EP-nya. Alasan saya mengulas rekaman ini:

1. Ketidaksengajaan menemukan download link EP mereka dalam sebuah aktivitas blog browsing tahun lalu.

2. Ulasan rekaman band post-rock Indonesia termasuk langka.

3. Berhubung post-rock adalah genre yang sangat sulit mendapatkan deal dengan label rekaman apalagi major label, maka saya sangat menghargai konsistensi mereka berkarya di jalur sepi peminat ini.


Sebuah rekaman post-rock adalah hal yang relatif baru di Indonesia, tapi
Marché La Void belum menawarkan hal yang baru dari segi musik di EP mereka. Them as pyros cukup bagus bermain dengan ambience sound tapi saya lebih memilih Scientific Despair yang komposisinya lebih kuat. Fortified Emptiness yang menurut saya track pamungkas di EP ini punya satu ganjalan, porsi vokal yang mubazir dan penguasan teknik falsetto yang belum sempurna justru mengganggu keindahan flow track ini, kecuali yang bernyanyi adalah Matthew Bellamy (coba simak Micro-cuts, nah! itu baru sempurna). Porsinya perlu dikurangi hanya sebagai aksen sehingga lebih menonjolkan kekuatan instrumen atau diaransemen berbeda.
Depriving The Distant Thought Within Everything That Comes Between
(duh...panjang bener...) sebenarnya bisa dibuat secara megah dan grand tapi entah kenapa saya merasa mood track ini masih tanggung untuk sebuah track penutup.

Artwork yang tidak digarap dengan matang membuat saya mengurungkan niat memberi 3 bintang, sorry guys...hal ini buat saya cukup penting.
Cacophonia EP belum mampu membuat saya berkata: "Anjiiing, kereeen!" seperti pada The Inevitable Sadness EP-nya Souls Vibrating in The Universe yang hanya berisi 3 track tetapi punya kekuatan mahadahsyat itu.

Nah, makanya saya masih menantikan full album
Marché La Void, apakah mereka akan menyempurnakan track-track dari Cacophonia EP ini atau tidak, kita lihat saja nanti.....


Friday, January 25, 2008

The Mars Volta: The Bedlam in Goliath (2008)



Agar bertahan dari proses revolusi industri musik yang kejam, untuk menangkal serangan-serangan beracun dan berbahaya dari band-band sampah dan download gratisan, maka Anda harus membuat band seperti The Mars Volta (TMV):
Berkulit tebal seperti buaya prasejarah, tenaga sebesar robot T-Rex, sumber energi reaktor nuklir tanpa batas, komposisi setajam taji velociraptor yang melengkung berbahaya, vokalis dengan kualitas tanpa ampun dan music director kidal tidak waras yang gemar menciptakan riff-riff dan melodi ganjil.

Dijamin musik yang anda ciptakan punya dua kemungkinan:
1. Membuat pendengarnya sakit jiwa.
2. Musik Anda masih dibicarakan 20 tahun kemudian. Sebuah konser reuni setelah lama bubar akan dinantikan sebagai peristiwa bersejarah.

Dua kemungkinan itu punya satu kepastian: Tidak ada satupun yang bisa menghajar band Anda!
Saya teringat perkataan seorang teman penggemar TMV, "Gue bingung sama Omar, kurang puas eksperimen apa dia di TMV sampai harus membuat beberapa solo album?"

The Mars Volta kembali dengan akrobat musikal jenius di The Bedlam in Goliath. Tanpa ampun langsung merusak indera pendengaran dengan gebrakan Aberinkula yang bengis, cepat dan berisik dilanjutkan dengan Metatron. Energi yang dihabiskan untuk 2 track ini hampir sama dengan mendengarkan satu album musik rock "konvensional".
TMV masih berbelas kasihan untuk menurunkan tempo di Ilyena tapi tidak untuk kualitas, Omar berusaha mengurangi intensitas riff-riff ganjil dan melodi absurdnya...untuk kambuh lagi di Wax Simulacra--anthem headbanging wajib The Bedlam in Goliath, rusuh!
Track Goliath membuat saya beranda-andai, mungkin ini kedengarannya kalo RATM dan RHCP diramu orang gendeng.
Doa saya setelah lima track dijawab Omar dengan menyisipkan rest track Tourniquet Man, tapi..........
Telinga dan otak kembali dikutuk track selanjutnya... dan lagi, lagi..lagi.....
Alhamdulillah terdengar suara adzan yang merdu di Soothsayer dengan melodi padang pasir yang mistis dan megah....
Apakah ini pertanda Omar dan kawan-kawan mendapat hidayah dan akan bertobat? Entahlah....

Sejauh ini, The Bedlam in Goliath merupakan pencapaian puncak The Mars Volta yang membuat band rock, metal atau hardcore jaman sekarang terdengar seperti Peterpan. Sungguh!!!


Tuesday, January 8, 2008

The New Caledonia - Lotus (2007)



Segala macam band yang mengaku progressive rock harap minggir!!!! The New Caledonia mau lewat!
band sangar dari Australia ini bisa membuat embah-embah
progressive rock geleng-geleng kepala dengan eksperimen liar dan jenaka di debut album mereka, Lotus.

The New Caledonia mengembalikan harkat dan martabat progressive rock ke fitrahnya: sebuah genre yang merayakan kebebasan musikal dan eksperimen tanpa embel-embel virtuositas yang berlebihan seperti yang terjadi pada saat ini.
Semua hal di atas belumlah cukup, mereka cukup gila untuk menyediakan full album Lotus secara gratis di internet. Sadis!

Album ini adalah bukti kalo eksperimen pol-polan tidak harus membuat kepala berdenyut karena kecapekan mikir (setidaknya buat saya). Elemen free jazz, synth, funk, hard rock, elektro-prog dan tema science fiction-robotic bercampur dengan cerdas dan playful di album yang di itunes saya tidak satupun tracknya pantas mendapat rating dibawah empat!! hebat!!

Simak track-track mahadahsyat pilihan yang mendapat tempat kehormatan sebagai track para "dewa":
Balada elektronika dengan elemen funk dan psikedelia di Electro Legs lengkap dengan duet maut gitar listrik dan saksofon, campur aduk berbagai instrumen di Zoot Suit Pseudo dengan aksen vokal menghanyutkan di detik-detik terakhir, lalu.... puncak orgasme musikal di dua track penutup: celestial satellites dan dilanjutkan atom plants the psychedelia dengan intro space-guitar-ethereal a la post rock, aura timur tengah di menit-menit pertengahan tidak lupa dibantai suara saksofon kiri-kanan. Mampusss!!! Mampussss!!!

Mendengarkan album Lotus, indera pendengaran seperti dihajar babak belur habis-habisan tapi puas,
The New Caledonia sukses membuat salah satu album paling cerdas, paling berjaya dan berbahaya sepanjang masa di tahun 2007. Jenius!