Sunday, April 29, 2007

THE S.I.G.I.T. - Visible Idea of Perfection (2006)



Dengan sedikit kesabaran dan keberuntungan, akhirnya gue bisa dapet album baru THE S.I.G.I.T.
Not just ordinary album, but it's an AUTOGRAPHED album!!!
Mereka cukup lihai membawakan musik yang berusia tiga dekade tanpa terjebak kepada nostalgia atau hanya sekadar membawakan lagu cover band-band legendaris di kafe-kafe penuh dengan pria setengah baya yang ingin kembali rock and roll sambil mengenang masa muda mereka bersama teman-teman seumuran dengan perut yang sudah membuncit.

Hal pertama yang gue lakuin pas album mereka ada di tangan bukan langsung ngedengerin, tapi gue baca dulu lirik-liriknya dan gue cukup terkesan dengan New Generation:

we are the noodle generation
our foods are made of preservation
we don't need your education
things not set in proportion

we are the hooker generation

we don't need your education

i only count on my intuition

things are going malfunction

Puisi berima yang keren dan lugas. Things you don't get from Indonesian rock band everytime.

Semua lirik ditulis dengan bahasa Inggris plus pronunciation yang mendekati sempurna.
Hal seperti ini gak bakal terjadi kalo mereka di major label yang memang mengharuskan lirik berbahasa Indonesia. Beberapa track dari EP mereka di tahun 2004 dimasukkan lagi di album ini, termasuk track heboh Soul Sister tentang pelacur yang punya riff mirip Pyramid dari Wolfmother. Well...sebaiknya hal ini gak usah terlalu dibesarkan karena pola riff di Soul Sister cukup umum. Penulisan liriknya juga membuktikan kalo THE S.I.G.I.T. punya selera black humor yang lumayan:

dunno what to do
when she's sittng there alone with you
dunno what she is
is she HE or is she SHE


Ada Horse yang bercerita tentang "tunggangan" dengan lirik nakal seperti Trampled Underfoot-nya Zep. Bedanya kalo Trampled Underfoot dinyanyiin secara seksi, Horse lebih cocok buat ber-headbanging ringan. Ada juga track berkarakter balada biar pendengar gak bosen di All the Time yang berbicara tentang sebuah hubungan:

i wanna live forever
i'm the oak tree
forever scare the stranger
i wanna grow my hairs
and nails all of my life
i want you do change your last name
and be my wife

Track akustik Live in New York di pertengahan album membawa ingatan gue kembali ke masa ABG pas album GN'R Lies pertama kali gue denger di penghujung tahun 80-an.
THE S.I.G.I.T. lulus "ujian" sebagai sebuah rock band dengan memuaskan di track terakhir, Provocateur, yang merupakan versi lain Black Amplifier dengan aransemen beda agar lebih "jinak".

Vokal Rekti mungkin gak bisa berakrobat seperti Robert Plant dan Andrew Stockdale, tapi sang vokalis punya gen seorang rock star sehingga lagu-lagu yang dibawakan benar-benar mencerminkan atmosfir rock n' roll terutama di Horse dan Clove Doper.

Sama seperti rilisan Fastforward lainnya seperti "Elora" dari Pure Saturday, album ini punya sedikit kekurangan: mixing. Mungkin maksud sang sound engineering ingin mengedepankan sound dua gitar di band yang memang punya riff-riff dahsyat ini, tapi justru sound drum di beberapa lagu seperti timbul tenggelam. Buat yang belum terbiasa mendengarkan classic rock dalam dosis tinggi, "efek samping" dari mixing di album ini akan membuat kuping cepat lelah.

Dari segi artwork dan packaging, album Visible Idea of Perfection cukup royal setidaknya kalo dibandingin dengan rilisan CD label lain. Album ini dipresentasikan dengan CD case hitam eksklusif, cover art oil painting bertema retrospektif, fotografi hitam putih yang memberikan kesan klasik dan box CD dengan finishing spot UV bertuliskan kepanjangan akronim THE S.I.G.I.T. dan judul album.

Walaupun album ini sempat dianggap terlambat dari kebangkitan garage rock di permulaan abad ke-21, tapi menurut gue kalo musiknya bagus...ya bagus aja.
Band lain boleh mencap diri mereka sebagai yang pertama di garage rock revival ini, tapi itu gak lantas membuktikan kalo mereka yang terbaik.
Mungkin disini pujian gue terlalu berlebihan, tapi gue rasa itu wajar dari seseorang yang haus akan racun classic rock dari band yang membawakan lagu-lagu sendiri dengan lebih segar dan yang lebih penting...100% asli Indonesia.
Long Live Rock n' Roll!!!!


Tuesday, April 24, 2007

Souls Vibrating in the Universe: All These Worlds are Yours (2005)



Souls Vibrating in the Universe mulai bereksperimen dan bereksplorasi lewat instrumen baru dan sound yang lebih segar.
Walaupun penambahan cello sebagai instrumen tambahan turut memperkaya musik mereka, tetapi "efek samping" dari penambahan ini seperti yang terdengar di sebagian besar track di All These Worlds are Yours adalah semakin muramnya suasana di ruangan manapun album ini didengar.

Feel dari lembut ke keras dapat terdengar jelas di Engines on yang di pertengahan lagu memasukkan kocokan gitar bergemuruh plus sonic sound yang kental.
Drums Come in merupakan perpaduan cerdas beat drum, "kebisingan" distorsi gitar, dan sayatan cello yang bisa mengiris hati paling keras sekalipun menjadi serpihan kecil.

Sebagai dua track favorit gue di pertengahan album, Stars Everywhere dan Zircon 5 memberi aksen teatrikal dan berbahaya. Sebuah ajang duet roller-coaster paling mendebarkan dan megah yang pernah disajikan salah satu band tidak dikenal yang paling keren sejagat raya ini.
Universal Will to Become mengajak imajinasi paling dalam gue bekerja secara maksimal dengan ambience yang dominan dan murung, seperti mengalami sendiri perjalanan Catherine Deane (J-Lo) dalam film The Cell: dingin, suram, absurd, kejam dan soliter tiada batas.
Setelah dibombardir oleh gelombang "keputusasaan" di Universal Will to Become, gue diajak bangkit oleh Reap Happiness yang bernuansa optimistik dan menawarkan setitik harapan, sebuah track penutup yang jenius!

All These Worlds are Yours adalah contoh bagus dan sebuah pembuktian kalo feel dalam bermusik jauh lebih penting daripada sekadar mengasah skill atau hanya ingin terlihat berbeda.


Friday, April 6, 2007

Blonde Redhead - 23 (2007)



Jatuh cinta pada pendengaran pertama! Ternyata snap judgement gue gak salah, 23 sebagai track pembuka cukup bikin gue penasaran dan ternyata track-track
berikutnya sama sekali gak mengecewakan dan sulit untuk gak jatuh cinta lagi. Istimewa!

Blonde Redhead yang tetap setia di jalur indie selama lebih dari satu dekade ini melengkapi
band "alumni" Sonic Youth favorit gue setelah Be Your Own Pet.
Di album 23, eksplorasi sound band yang beranggotakan Kazu Makino dan dua kembar Simone dan Amedeo Pace ini memenuhi kebutuhan gue akan musik indie yang fresh, berkualitas, berbobot dan yang penting....sadis.

23 merupakan album eksperimental elektronika ala Goldfrapp lengkap dengan sound synth yang menyerang dari sana-sini, petikan gitar Sonic Youth beserta elemen dark & mellownya Mono (inget one-hit wonder band ini dengan single-nya "Life in Mono" di tahun 96? naah...kayak gitu).
Kalo mendengar beberapa album sebelum ini, maka 23 merupakan penyempurnaan sound dari Misery is a Butterfly yang menandakan era mellow Blonde Redhead setelah bertahun-tahun bermain di genre art rock walaupun tidak "separah" Deerhoof.
Untuk band yang udah tergolong karatan di dunia indie, maka sebuah album yang diproduseri sendiri udah merupakan hal wajar dan hasilnya emang gak main-main, sebuah album of the year versi gue.

Gue mau highlight beberapa track yang cukup mewakili keseluruhan album.
Blonde Redhead mulai meningkatkan level tekstur musik mereka dan harmoni secara dramatis walaupun gak terlalu ekstrim.
Contohnya di track kedua yang juga favorit gue --Dr. Strangeluv, seakan kita lagi diajari bagaimana memanage sound yang berlimpah dengan efektif sehingga jadi musik yang unik, acceptable tanpa perlu jadi aneh. Flow musiknya cukup halus sehingga gue dengan santai bisa nikmatin musik berbobot tanpa harus banyak meres otak kayak dengerin The Mars Volta atau Marnie Stern.
Atmosfir dreamspace-nya agak menghipnotis diselingi hentakan beat bass drum yang kenceng di The Dress dan Silently seperti band-band bergenre dance dan elektronika.

SW melengkapi tradisi olah vokal mereka yang tidak diambil alih seluruhnya oleh Kazu, tapi oleh Amedeo dengan vokal ganjil dan suram tapi keren.
Temen gue sempet ngebandingin mereka dengan Interpol. Kalo denger keseluruhan sih enggak, tapi kalo denger Spring and by Summer Fall lo bakal dengerin persamaannya, serupa tapi tak sama.
Temponya mirip, moodnya yang gloomy & dark mirip, tapi tenang....kita sedang mendengarkan track dari melody and harmony master. Soundnya lebih berwarna, transendental, dan magis...wuih...

Silently diaransemen agar didominasi vokal Kazu untuk membentuk harmoni dengan penempatan melodi yang cantik. Muncul perasaan aneh seperti kegembiraan yang menyakitkan ketika Kazu menyanyikan "The clock is ticking tick tack, tick, tack..." Nadanya sedikit riang tapi atmosfirnya galau, gimana dong?
Track "kuda hitam" di album 23 adalah Top Ranking yang dimulai dengan agak "canggung" tapi punya reff yang bisa bikin berdisko, tentunya disko galau. Joget-joget tapi pasang muka sedih, hahahahah....
Impure Hair adalah track penutup dalam artian sebenernya. Lagu paling slow, paling mellow tanpa ampun. Sebuah lullaby buat para pendengar album mereka yang selalu galau tapi mencoba untuk tetap optimis.

Coba test drive kuping lo semua di: http://www.blonderedhead23.com/