Sunday, February 10, 2008

Easy Star All-Stars - Dub Side of The Moon (2003)



Lima Puluh tahun lalu, banyak yang berkata bahwa trilogi LOTR tak mungkin dibuat versi layar lebar mengingat betapa luas imajinasi Tolkien dan cerita yang sangat kompleks dan mendalam. Ternyata dugaan mereka salah, LOTR benar-benar dibuat film walau lewat proses yang sangat panjang dan melelahkan.


Hal yang sama terjadi apabila ada orang iseng bertanya apakah Dark Side of The Moon bisa dibuat versi reggae?
Yang berakal sehat tentulah menjawab: "Tidak mungkin!!!"
Sayangnya mereka belum bertemu dengan Easy Star All-Stars, kumpulan musisi reggae sableng yang cukup gila menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan Dub Side of The Moon!

Sebuah dekonstruksi musikal menakjubkan terhadap salah satu rekaman terpenting, terbaik dan paling berpengaruh sepanjang sejarah umat manusia -Dark side of The Moon dari Pink Floyd.

Para personil Pink Floyd tentu tidak sembarangan membiarkan mahakarya mereka 'diobrak-abrik' oleh gerombolan merah-kuning-hijau ini. Keputusan mereka tidaklah meleset, Dub side of the Moon adalah sebuah interpretasi jenius ke dalam tatanan musik reggae, genre yang sama sekali berbeda dari apa yang telah mereka hasilkan tiga dekade lalu, psychedelic rock.

Sangat menarik mendengar hasil konstruksi ulang dari Time dimana Easy Star All-Stars bermain dengan bunyi jam pelatuk, terompet hingga suara kokok ayam hingga membuat saya tertawa sejenak. Mereka melanjutkan naluri bermain dan selera humor yang bagus di Money. Suara dentingan koin dan cash register diganti dengan suara pemantik api, bunyi gelembung dan orang terbatuk-batuk. Hayooo...apakah itu?

Organ dan saksofon masih setia digunakan di Us and Them, Time, juga aksi akrobatik synth di Any Colour You Like sehingga kesan tahun 70-an disaat lagu aslinya diciptakan tidak hilang.
Yang kurang terasa pas hanyalah Eclipse, track favorit saya dimana setiap kali mendengarkan versi aslinya bulu kuduk pasti merinding. Dalam Dub Side of The Moon tidak terjadi dekonstuksi yang maksimal pada Eclipse karena terlalu patuh pada pattern lagu aslinya sehingga hasilnya tidak optimal. Mungkin karena track ini begitu susah dibuat ulang karena aura mistisnya yang terlalu pekat.
Dub Side of The Moon mempunyai 'bonus' berupa versi alternatif dari beberapa track di album ini: Time, Great Dub In The Sky dan Any Dub You Like.


Apabila Dark Side of The Moon ketika jaman ayah dan kakek kita dulu cocok didengarkan dan dinikmati ketika sedang memakai LSD dan menghirup heroin, maka menikmati Dub Side of The Moon cukuplah dengan selinting ganja dan berpura-pura menjadi seorang rasta.

Ya....maaaann.....


Saturday, February 9, 2008

Clint Mansell with The Kronos Quartet and Mogwai - OST The Fountain (2006)



Clint Mansell menambah deretan komponis favorit saya khusus untuk music score sebuah film. Thomas Newman masih tetap nomor satu dengan karya-karyanya di Shawshank Redemption, Road to Perdition, A Series of Unfortunate Events dan American Beauty.

Dari titelnya saja saya sudah bisa menerka kekuatan apa yang harus mereka punya jika ingin bertahan hidup dan mencari makan di jagat perfilman Hollywood: Kekuatan sebuah komposisi.
Orang-orang seperti Mansell harus melupakan bahkan kalau perlu tidak memakai sound effect yang terlalu hebat. Semua itu kosmetik belaka, hanya untuk pemula.

Mansell menggabungkan The Kronos Quartet dengan salah satu band pionir post-rock, Mogwai, untuk pengerjaan soundtrack film The Fountain ini. Komposisi yang kuat, orkestra campur sound gitar, piano dan drum dari band yang bertanggungjawab terhadap sound post-rock jaman sekarang ini mengasilkan soundtrack yang mahadahsyat. Canggih!

Teramat panjang apabila saya menjelaskan track demi track. Agar lebih jelas penilaian saya tentang album ini maka saya menggambarkan Clint Mansell telah berhasil melewati apa yang saya sebut 'tahapan tertinggi' sebuah komposisi musik, tahap dimana musik memiliki unsur
mistis: Hadirnya sebuah aura misterius pada sebuah komposisi yang membuat kita seperti menerobos kabut putih yang tebal tanpa tahu ada apa dibaliknya.

Di dalam musik populer, hanya sedikit sekali yang mencapai tahap puncak dikarenakan memang audience-nya tidak terlalu membutuhkan atau si pencipta lagu belum memiliki intuisi yang memadai.
Soundtrack The Fountain ini dengan mudah mencapai tahap mistis yang transendental. Saya bahkan tidak perlu menonton filmnya untuk mendapatkan situasi, atmosfir dan penghayatan yang diinginkan sang pembuat film. Hanya dengan mendengarkan sepuluh komposisi gawat dari Clint Mansell ini sudah cukup.


Saturday, February 2, 2008

White Shoes & The Couples Company - Skenario Masa Moeda (2007)



Toean dan Njonja sekalian, mohon penoelis perkenalkan rekaman White Shoes terbaroe: Skenario Masa Moeda. Ini alboem mini dengan hanja enam lagoe menoeroet tjerita adalah bentoek penghormatan mereka kepada itoe film-film lawas ataoe djadoel.

Perkenalan penoelis dengan ini kelompok moesik bernama White Shoes &The Couples Company tjoekoep menarik. Waktoe rekaman pertama mereka diloentjoerkan beberapa taoen laloe, penoelis tidaklah terpikat karena banjak sekali kelompok moesik jang mentjoba djadoel ataoe retro dan penoelis pikir ini White Shoes hanya ikoet-ikoet sadja. Mendengar tembang mereka sadja tidaklah berniat, apalagi membeli tjakram padat mereka.


Di kemoedian hari penoelis menemoekan bahwa ini groep poenja seorang penggemar ataoe fans bernama Guruh Soekarno Putra. Toean dan Njonja sekalian, soenggoeh hamba tak mengira kiranja seorang Guruh Soekarno Putra menjoekai groep moesik berisi poetra-poetri kemarin sore jang oemoernja tak djaoeh beda dengan penoelis sendiri. Penoelis sangatlah mengagoemi Guruh
sehingga djikalaoe dirinja menjoekai White Shoes, pastilah ini kelompok moesik tidaklah biasa sadja.

Kisah beberapa taoen laloe itoe bikin seboeah peladjaran berharga boeat hamba, djikalaoe Toean-toean dan Nona-nona pada White Shoes &The Couples Company meloentjoerkan rekaman baroe, pastilah penoelis akan dengar itoe alboem dengan penoeh soeka tjita.


Skenario masa moeda tida salah lagi adalah pentjapaian ataoe lontjatan besar dari itoe alboem mereka jang pertama, chabarnja ini alboem mini hanja pengisi waktoe sebeloem mereka meloentjoerkan alboem penoeh nanti. Soeara Nona Sari lebih tebal dan merdoe sehingga penoelis semakin tjinta, doeh Goesti.... bahkan iboe hamba mengira ini adalah salah satoe kelompok moesik tempo doeloe ketika dia masih moeda. Goebahan dan pilihan alat moesik tambahan soenggoehlah menarik. Toean-toean dan Nona-nona di White shoes terboekti semakin matang dan menawan hati.

Semoea lagoe menghanjoetkan penoelis ke itoe masa dimana iboe dan bapak serta oma hamba masih sangatlah moeda dan trendi. Tentoe penoelis beloemlah lahir, tetapi tjoema membajangkan bagaimana rasanja sadja.


Djikalaoe Deep Purple poenja Highway Star, Naif poenja Mobil Balap dan Koeda Besi, White Shoes poenja Pelan Tapi Pasti, seboeah lagoe boeat pengendara sepeda motor jang sopan, mantap dan bergaja.
Ada poela lagoe kegemaran penoelis jang pernah dimasoekkan ke dalam itoe film berbagi soeaminja Njonja Nia Dinata, Aksi Koetjing, seboeah lagoe sangatlah djadoel di masa Opa-opa dahoeloe sering menggoda Oma-oma kita.


Sajangnja rekaman ini diboeat hanja seriboe keping, soenggoeh terbatas. Kasihan jang tida kebagian, semoga Toean-toean dan Nona-nona White Shoes membikin lagi ini alboem mini ataoe kalaoe tidaklah dapat, moengkin dengan peloentjoeran alboem penoeh setjepatnja dapatlah mengobati keketjewaan mereka jang tida kebagian alboem mini jang rantjak ini.