Wednesday, March 7, 2007

Beirut - Gulag Orkestar (2006)



Beirut sebagai sebuah one-man band dari Zach Condon mencoba melawan arus tren musik mainstream bahkan indie sekalipun. Tidak ada yang berani bermain di wilayah ini: Ibarat musik "pemakaman" di musim dingin diiringi nyanyian Zach, yang baru berumur 20 tahun, seperti orang yang tengah berduka dengan nada suara penuh dan gelap.

Gulag Orkestar adalah album dengan musik folk plus orkes khas Balkan yang sangat tebal dan pekat. Unsur alat musik tiup (brass) cukup dominan dan sebagian besar track di album ini tanpa lirik. Cara bernyanyi Zach mirip cara bernyanyi vokalis band-band post-rock yang bernyanyi seperti mendengung/menggumam (droning/crooning).
Banyaknya instrumen membuat musik di album ini punya banyak sekali sound layer yang membuat satu harmonisasi khas dan unik.
Di Gulag Orkestar tidak ada satupun suara gitar, alat petik yang dominan justru digantikan oleh "gitar" empat senar mungil yang kita kenal dengan nama ukulele dan sedikit tambahan mandolin.
Sound perkusi yang membuat pola repetitif justru tidak ngebosenin karena jumlah perkusi disini cukup maksimal dari segi variasi sound walaupun gak sebanyak alat musik tiup.
Yang menjadi pertanyaan saya yaitu apakah musik-musik di Gulag Orkestar bakal sebagus ini kalau dimainkan secara live? Entahlah.

Gulag Orkestar sebagai track pembuka album ini cukup berhasil mengemban suasana yang timbul akibat namanya --Gulag, sebuah metafor lewat musik akan atmosfir kamp konsentrasi terbesar di Rusia ditulis oleh seseorang yang pernah lolos dari malaikat pencabut nyawa di kamp maut tersebut --Aleksandr I. Solzhenitsyn yang di kemudian hari mendapat nobel atas hasil karyanya.

Brandenburg sedikit bernuansa riang seperti menyaksikan tarian perayaan di padang savana. Suara mandolin yang ringan, cepat, dan lincah di intro diiringi sound ukulele yang sedikit berat dan pendek hingga akhir.

Yang menarik selain track super-murung Prenzlauerberg, yaitu Mount Wroclai yang punya sound dominan akordion ditimpali vokal berlapis-lapis Zach.

Postcards from Italy sebenernya sedikit lebih "cerah" tapi cara bernyanyi Zach yang seperti orang meratap di pemakaman tetap ngebuat track ini berada di jalur "benar" --jalur kematian :)

Intro Rhineland akan terdengar sedikit mirip lagu tradisional Anglo-saxon (old English) kalau didengar tanpa adanya unsur brass. Ketukan dan suara perkusi yang muncul sangat mirip dengan tipikal lagu tradisional para leluhur bangsa Inggris itu. Bakal tambah mirip kalo Zach masukin mandolin, bukannya ukulele.

Bratislava yang nyelip di track kedelapan adalah sebuah fanfare dengan iringan marching band seperti sebuah parade pasukan perang kerajaan.

The Canals of Our City adalah track minimalis yang membuktikan kalo ukulele dengan paduan vokal pas bisa memberikan sebuah nuansa akustik mengharu biru.

Yang agak sedikit beda adalah Scenic World dan track penutup After The Curtain dengan sound synth yang manis. Gabungan sempurna antara musik folk jadul Balkan dengan citarasa musik elektronik modern.

Musik begini paling enak didengar ketika musim angin kencang dan hujan, atau kalau lagi berlibur ke tepian Laut Hitam dan Mediterania sembari singgah di Kroasia, Rumania, atau Albania.



1 comment:

Anonymous said...

salam kenal

Setuju! ini lebih indie drpada musik indie hahahah. esensialnya musiknya tulus, jujur dari olah instrumen, klo ulasan teknikal saya sangat blank! hehehe.

oya, anehnya saya ngedenger musik ini bukannya bikin bulukuduk merinding tp malah bikin perasaan saya tenang plus saya ingin tinggal di eropa--bukan inggris ya?! hahaha--seperti austria, italy atau sejenis. hehehe

oya, punya referensi lagu sejenis beirut, yann tiersen dan sejenis ga? klo punya tolong share-in! :D

nuhun