Thursday, December 11, 2008

Progressive Rock Level 4: Prog Master

Akhirnya......selamat datang di level pamungkas...




King Crimson: In The Court of the Crimson King (1969)

Segalanya bermuara dari sini. Album brilian yang merupakan "ground zero"-nya prog rock. Album seminal, cikal bakal sebuah genre yang jaya raya di tahun 70-an, walaupun sang pendiri sekaligus gitaris band, Robert Fripp, menolak kategorisasi tersebut.

Suka atau tidak, setuju apa tidak, Fripp tak kuasa membendung puji-pujian para dedengkot prog rock masa lalu dan sekarang yang menyebutkan In The Court of The Crimson King adalah pengaruh utama mereka dalam bermusik dan turut membentuk arah musikalitas mereka.

--------------------------------------------------------------------------------------------



Yes: Close To The Edge (1972)

Sebuah mahakarya. Album klasik yang abadi sepanjang masa. Close to The Edge adalah puncak musikalitas Yes yang mengarumkan nama
mereka selama tiga puluh tahun lebih, melewati batas-batas waktu hingga sekarang dan akan datang. Bagaikan Colossus di dunia persilatan prog rock: tinggi, kokoh, indah, dan abadi.

--------------------------------------------------------------------------------------------



Pink Floyd: Dark Side of The Moon (1973)

Magnum Opus dari Pink Floyd.
Dark Side of The Moon merupakan album terlama yang bercokol di Billboard's list of the top 200 best selling albums selama 14 tahun, paling lama dari rekaman manapun yang pernah dibuat sepanjang sejarah umat manusia. Apabila rekaman Dark Side of The Moon diluncurkan ke ruang angkasa dan ditemukan alien, mereka pasti mengira penciptanya adalah dewa, dan akan berbondong-bondong ke bumi untuk menyembah Waters, Mason, Gilmour, dan (alm.) Rick Wright.

--------------------------------------------------------------------------------------------



Guruh Gypsy: S/T (1976)

Ini adalah faktor utama rasa hormat saya yang mendalam kepada GSP, dalam kolaborasinya dengan Gypsy band, untuk melahirkan sebuah album prog rock asli Indonesia tanpa tanding di muka bumi pertiwi, yang memperkenalkan seorang legenda musik Indonesia sebagai vokalis utama: (Alm.) Chrisye.

Gabungkan seluruh album band-band sejuta kopi di Indonesia, maka mereka belum dapat mencapai setengah dari kualitas album ini: musikalitas, art direction, filosofi, penulisan lirik, kualitas serta totalitas musisinya.
Band-band tersebut hanya menang di satu sisi: Keuntungan komersial, sesuatu yang sangat jauh dari jangkauan Guruh Gypsy.


No comments: